Bersama Kita Bisa…Bersama Kita Mudah

Active learning strategy

Disusun Oleh Agil Lepiyanto, Anggun Ningtyas, Indi Maulidiyah, dan Hamsiah

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat merobah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi baik. Kondisi riil anak seperti ini, selama ini kurang mendapat perhatian di kalangan pendidik. Hal ini terlihat dari perhatian sebagian guru/pendidik yang cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok anak, sehingga perbedaan individual kurang mendapat perhatian. Gejala yang lain terlihat pada kenyataan banyaknya guru yang menggunakan metode pengajaran yang cenderung sama setiap kali pertemuan di kelas berlangsung.

Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan didasarkan pada keinginan guru, akan sulit untuk dapat mengantarkan anak didik ke arah pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti inilah yang pada umumnya terjadi pada pembelajaran konvensional. Konsekuensi dari pendekatan pembelajaran seperti ini adalah terjadinya kesenjangan yang nyata antara anak yang cerdas dan anak yang kurang cerdas dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti ini mengakibatkan tidak diperolehnya ketuntasan dalam belajar, sehingga sistem belajar tuntas terabaikan. Hal ini membuktikan terjadinya kegagalan dalam proses pembelajaran di sekolah.

Menyadari kenyataan seperti ini para ahli berupaya untuk mencari dan merumuskan strategi yang dapat merangkul semua perbedaan yang dimiliki oleh anak didik. Strategi pembelajaran yang ditawarkan adalah strategi belajar aktif (Active learning strategy)

Pembelajaran aktif (Active Learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu pembelajaran aktif (Active Learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian anak didik berkurang bersamaan dengan berlalunya waktu. Penelitian Pollio (1984) menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara penelitian McKeachie (1986) menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit pertama perthatian siswa dapat mencapai 70%, dan berkurang sampai menjadi 20% pada waktu 20 menit terakhir.

Kondisi tersebut di atas merupakan kondisi umum yang sering terjadi di lingkungan sekolah. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan kita, terutama disebabkan anak didik di ruang kelas lebih banyak menggunakan indera pendengarannya dibandingkan visual, sehingga apa yang dipelajari di kelas tersebut cenderung untuk dilupakan. Sebagaimana yang diungkapkan Konfucius:

  • Apa yang saya dengar, saya lupa
  • Apa yang saya lihat, saya ingat
  • Apa yang saya lakukan, saya paham

Ketiga pernyataan ini menekankan pada pentingnya belajar aktif agar apa yang dipelajari di bangku sekolah tidak menjadi suatu hal yang sia-sia. Ungkapan di atas sekaligus menjawab permasalahan yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran, yaitu tidak tuntasnya penguasaan anak didik terhadap materi pembelajaran.

membuat peserta didik aktif sejal dini

Ketika anda memulai pelajaran, maka sangat penting (bagi anda) membuat para peserta didik agar aktif sejak awal. Jika tidak, maka anda akan mengambil resiko terjadinya kapasitas seperti halnya semen yang tinggal menunggu waktu untuk mengering. Berbagai kegiatan pembuka struktur (pembelajaran) dibuat agar peserta didik lebih mengenal, mengerak-gerakan, mengajak pikiran mereka, dan memancing perhatian mereka dalam mata pelajaran, pengalaman-pengalaman ini dapat dianggap sebagai ”pembangkit selera makan” terhadap makanan penuh perangsang selera makan tersebut memberikan peserta didik sebuah rasa apa yang harus diikuti. Meskipun beberapa guru memilih memulai suatu pelajaran hanya dengan sebuah pengantar singkat, namun, paling tidak, dengan menambah sebuah latihan pembuka terhadap perencanaan pengajaran anda merupakan langkah pertama yang mempunyai banyak keuntungan. Mari kita eksplorasi bersama mengapa demikian.
Memulai Tujuan

Pada saat-saat paling awal pengajaran aktif, ada tiga tujuan penting yang harus dicapai. Artinya penting tujuan tersebut hendaknya tidak terabaikan, walaupun pelajaran hanya berakhir satu sesion. Tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Membangun Team (Team building): bantulah peserta didik menjadi kenal satu sama lain dan ciptakan semangat kerja sama dan saling bergantung.
  2. Penegasan: pelajari sikap, pengetahuan, dan pengamalan peserta didik.
  3. Keterlibatan belajar seketika: ciptakan perhatian / minat awal dalam mata pelajaran.

Semua tujuan ini, ketika tercapai, membantu mengembangkan lingkungan belajar yang melibatkan peserta didik, mengembangkankemauan mereka untuk berperan serta dalam pengajaran aktif dan menciptakan norma-norma ruang kelas yang positif. Mengambil dimanapun mulai dari lima menit sampai dua jam untukkegiatan-kegiatan pembuka (tergantung pada lamanya pelajaran anda) akan menjadi waktu yang baik untuk dimanfaatkan. Memperkenalkan kembali kegiatan-kegiatan ini dari waktu ke waktu dari keseluruhan materi pelajaran juga membantu memperbaharui bangunan team, memperbaiki pengukuran, dan membangun kembali minat dalam mata pelajaran.

Dalam bab ini, kita akan menguji strategi untuk mencapai tiga tujuan ini. Anda hendaknya mencari beberapa (dari strategi ini) yang akan berguna bagi anda. Ketika anda memilih strategi-strategi pembuka untuk digunakan didalam kelas, ingatlah beberapa pertimbangan berikut ini :

  1. Tingkat Ancaman : Apakah pelajaran yang anda ajarkan terbuka terhadap gagasan dan kegiatan baru, atau apakah anda mengantisifasi keragu-raguan dan keberatan dari para peserta didik pada awalnya? Membuka dengan sebuah strategi yang menunjukan tidak adanya pengetahuan dan keterampilan peserta didik dapat berbahaya : mereka mungkin tidak siap mengungkapkan keterbatasan-keterbatasan mereka. Sebagai gantinya, sebuah strategi yang meminta para peserta untuk berkomentar tentang sesuatu yang sudah akrab dengan mereka akan mempermudah keterlibatan mereka dalam pelajaran.
  2. Ketepatan terhadap norma-norma peserta didik.Sebuah kelas para remaja atau orang dewasa mungkin pada awalnya kurang menerima untuk memainkan permainan-permainan dibandingkan dengan yang dilakukan oleh sebuah kelompok dari kelas lima. Para peserta didik perempuan mungkin merasa lebih nyaman berbagi perasaan mereka dalam sebuah latihan penyingkapan diri dibandingkan dengan peserta didik laki-laki. Anda menetapkan langkah bagi keseluruhan pelajaran ketika anda memilih sebuah kegiatan pembuka, pertimbangkan audiens anda dan rencanakan secara tepat.
  3. Relevansi terhadap mata pelajaran: Jika anda tidak tertarik pada sebuah (strategi) tukar-menukar nama secara sederhana, maka berbagai strategi yang mungkin and abaca menawarkan sebuah kesempatan yang baik bagi para oeserta didik untuk memulai mempelajari materi pelajaran. Gantilah sebuah pemecah kebekuan (icebreaker) yang disarankan agar mencerminkan materi yang sedang anda rencanakan untuk diajarkan dalam pelajaran anda. Semakin erat ada hubungan antara latihan anda dengan mata pelajaran, maka semakin mudah transisi yang akan bisa anda buat terhadap berbagai kegiatan pengajaran penting yang harus anda miliki/simpan. Pertimbangan-pertimbangan tersebut mempunyai relevansi dengan setiap aspek dari rangkaian pengajaran anda, namun sangat penting dalam tahap-tahap pembuka. Sebuah pembuka yang sukses akan menentukan langkah bagi sebuah kelas (pembelajaran) yang sukses pula. Demikian juga, sebuah pembuka yang nampaknya mengancam, iseng, atau tidak dikaitkan dengan bagian pelajaran anda dapat menciptakan sebuah situasi yang buruk yang sulit untuk diatasi

1. Strategi Membangun Tim.

Strategi ini membantu peserta didik untuk lebih mengenal dan memahami kembali atau membangun semangat tim dengan kelompok yang telah saling mengenal satu sama lain. Strategi-strategi ini mengembangkan sebuah lingkungan belajar yang aktif dengan menciptakan peserta didik bergerak secara fisik untuk berbagi pikiran dan perasaan secara terbuka, serta untuk memperoleh perasaan suka dan bangga.

a. Trading Places (Tempat-tempat Perdagangan)

Strategi ini memungkinkan para peserta didik lebih mengenal, saling tukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau mencari ide baru tentang berbagai masalah. Stategi ini merupakan cara yang baik untuk mengembangkan penyingkapan diri atau sebuah pertukaran aktif terhadap berbagai sudut pandang.

Prosedur

  1. Berilah peserta didik beberapa catatan Post-it? (tentukan apakah kegiatan tersebut akan berjalan lebih baik dengan membatasi peserta didik terhadap satu atau beberapa kontribusi.
  2. Mintalah mereka menulis dalam catatn mereka salah satu tentang hal berikut:
  • sebuah nilai yang mereka pegangi.
  • sebuah pengalaman yang mereka miliki.
  • Sebuah pertanyaan tentang materi
  • Sebuah opini dll.
  1. Mintalah peserta menempelkan catatan tersebut pada pakaian mereka dan mengelilingi ruangan sambil membaca tiap catatan milik peserta lain.
  2. Mintalah peserta didik untuk berkumpul dan saling menukar catatan yang telah diletakkan satu sama lain.
  3. Kumpulkan kembali peserta didik dan mintalah untuk melakukan sharing mengenai apa yang mereka buat dan mengapa demikian.

b. Who is in The Class? (Siapa di dalam kelas?)

Teknik ini sangat baik pemecahan kebekuan suasana dikelas. Strategi ini akan membantu untuk membangun tim dan membuat gerakan fisik berjalan tepat pada permulaan sebuah pelajaran.

Prosedur

  1. Buatlah 6-10 pernyataan dskriptif untuk melengkapi frase.
  2. Bagikan pertanyaan-pertanyaan itu kepada peserta didik dan berilah beberapa perintah.
  3. Ketika banyak peserta didik yang selesai melakukan, beri tanda stop dan kumpulkan kembali kekelas.
  4. Anda mungkin ingin memberi hadiah bagi yang selesai duluan. Yang lebih penting adalah mengamati peserta di kelas mengenai peran masing-masing. Kembangkan diskusi singkat tentang beberapa  bagian yang mungkin merangsang perhatian dalam topik pelajaran.

c. Group Resume (Resume Kelompok)

Teknik resume secara kusus menggambarkan sebuah prestasi, kecakapan dan pencapaian individual, sedangkan resume kelompok merupakan cara yang menyenangkan untuk membantu peserta didik lebih mengenal atau melakukan kegiatan membangun tim pada kelompok yang anggotanya telah saling mengenal satu sama lain.

Prosedur

  1. Bagilah peserta didik ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 3-6 anggota.
  2. Beritahukan kepada peserta didik bahwa kelas memiliki kesatuan bakat dan pengalman yang hebat.
  3. Sarankan bahwa salah satu cara untuk mengenal dan menyampaikan sumber mata pelajaran adalah dengan membuat sebuah resume kelompok.
  4. Berikan kelompok catatan berita dan penilaian untuk menunjukan resume mereka.
  5. Ajaklah masing-masing kelompok menyampaikan ringkasannya dan menanyakan semua sumber yang ada dalam seluruh kelompok tersebut.

d. Prediction (Memperkirakan)

Strategi ini merupakan cara yang menyenangkan untuk membantu para peserta didik menjadi kenal satu sama lain, cara ini juga merupakan sebuah eksperimen yang menarik pada kesan pertama.

Prosedur

  1. Bentuklah sub-sub kelompok dari 3 atau 4 peserta didik
  2. Beritahukan kepada mereka tugasnya adalah meramalkan bagaimana masing-masing anggota kelompoknya akan menjawab tentang pertanyaan yang dipersiapan untuk mereka.
  3. Mintalah sub-sub kelompok memulai dengan memilih satu orang sebagai subyek pertamanya.
  4. Mintalah masing-masing anggota kelompok bergiliran sebagai orang fokus/utama.

e. TV Commercial (Iklan TV)

Strategi ini adalah strategi pembuka yang hebat bagi peserta didik yang saling mengenlal. Strategi ini dapat menghasilkan pembangunan tim yang cepat.

Prosedur

  1. Bagilah peserta didik menjadi beberapa tim yang terdiri dari tidak lebih 6 anggota.
  2. Mintalah tim untuk membuat iklan TV 30 detik yang mengiklankan masalah pelajaran dengan menekankan. Misal nilai bagi mereka atau bagi dunia.
  3. Iklan hendaknya berisi slogan dan visual.
  4. jelaskan bahwa konsep umum dan sebuah outline dari iklan tersebut sama.
  5. sebelum setiap tim mulai merencanakan iklnannya, maka diskusikan karakteristik dari beberapa  iklan yang saat ini terkenal untuk merangsang kreativitas.
  6. mintalah setiap tim menyampaikan ide-idenya. Pujilah kreativitas setiap orang.

f. The Company You Keep (Mencari Teman Membentuk Kelompok)

Teknik ini memperkenalkan gerakan fisik tepat sejak awal dan membantu peserta didik lebih saling mengenal satu sama lain. Aktivitas kelas bergerak dengan cepat dan banyak menyenangkan.

Prosedur

  1. Buatlah sebuah daftar kategori yang anda pikir untuk lebih mengenal pelajaran yang anda sampaikan. Kategori tersebut meliputi: bulan kelahiran, Orang yang disuka/tidak disuka, dan Kesukaan
  2. Bersihkan ruangan agar siswa dapat keliling dengan bebas.
  3. Sebutkan sebuah kategori. Arahkan para peserta didik untuk menentukan secepat mungkin semua orang yang akan mereka kaitkan dengan kategori yang ada.
  4. Ketika peserta didik telah membentuk kelompok-kelompok yang tepat, mintalah mereka berjabat dengan tangan teman. Ajaklah semua untuk mengamati secara tepat berapa banyak orang yang ada di dalam kelompok-kelompok yang berbeda.
  5. lanjutkan segera pada kategori berikutnya.
  6. kumpulkan kembali seluruh kelas. Diskusikan perbedaan peserta didik yang muncul dari latihan tersebut.

g. Really Getting Acquainted (Mengenal Teman)

Teknik ini adalah memberi kesempatan terbatas kepada peserta didik untuk bertemu dan saling mengenal satu sama lain. Strategi dirancang dengan menyusun sebuah aktivitas yang memberi pengalaman yang mendalam, sehingga berbagai kelompok (pasangan) peserta didik dapat menjadi betul-betul saling mengenal.

Prosedur

  1. pasangkan peserta didik denngan cara yang anda inginkan.
  2. mintalah setiap pasangan untuk saling mengenal selama 30 sampai 60 menit.
  3. berikan beberapa pertanyaan yang dapat digunakan peserta didik untuk saling mewawancarai satu sama lain
  4. ketika seluruh kelas berkumpul kembali, berikan pasangan-pasangan sebuah tuga untuk dikerjakan bersama yang memungkinkan mereka mulai belajar tentang materi pelajaran kelas.
  5. pertimbangkan ketepatan membentuk pasangan-pasangan itu ke dalam ke-partner-an belajar jangka panjang.

h. Team Getaway (Pelepasan Tim)

Seringkali, pengajaran aktif dikembangkan atau ditingkatkan dengan menciptakan tim-tim belajar jangka panjang yang mungkin belajar bersama, mengerjakan proyek-proyek, dan menentukan dalam berbagai kegiatan belajar bersama ayang lain. Maka hal ini akan membantu melakukan kegiatan-kegiatan membangun tim awal untuk menjamin sebuah permulaan yang kuat.

Prosedur

  1. berikan masing-masing tim dengan setumpuk kartu indeks.
  2. tantang masing-masing tim agar menjadi sebuah kelompok yang seefektif mungkin dengan membentuk sebuah model tiga dimensi dari suatu “tarik mundur” (getawai retreat) yang melulu dari kartu-kartu indeks.
  3. berikan waktu 15 menit untuk konturksi tersebut. Jangan tergesa-gesa atau menekan tim-tim tersebut.
  4. ketika sudah sekesai, ajaklah kelas mengadakan serangkaian penarikan pelepasan. Kunjungilah masing-masing konstruksi dan mintalah agar anggota-anggota tim tidak menunjukkan karya mereka dan menjelaskan beberapa keruwetan dari rumah mereka. Berikan aplaus terhadap prestasi masing-masing tim.

i. Reconnecting (Menghubungkan Kembali)

Dalam pembelajaran yang waktunya habis, kadang-kadang akan membantu menghabiskan beberapa menit untuk mengaitkan kembali pelajaran tersebut dengan para peserta didik setelah beberapa saat lewat diantara sela pelajaran. Strategi ini mempertimbangkan beberapa cara untuk melakukan ini.

Prosedur

  1. ajaklah siswa kembali pada pelajaran.
  2. tentukan satu atau lebih dari pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran sebelumnya kepada peserta didik.
  3. hubungkan dengan topik pelajaran sekarang.

j. The Great Wind Blows (Badai Berhembus)

Strategi ini merupakan sebuah pemecahan kebekuan yang dibuat cepat yang membuat peserta didik bergerak dan tertawa. Strategi tersebut merupakan cara membangun tim yang baik dan menjadikan para peserta didik lebih mengenal satu sama lain.

Prosedur

  1. aturlah sebuah lingkaran kursi dan mintalah peserta didik duduk disalah satu kursi.
  2. beritahukan pada peserta didik bahwa jika mereka sepakat dengan pernyataan anda berikutnya, maka hendaknya mereka pindah kursi lain.
  3. berdirilah ditengah-tengah lingkaran kursi itu dan katakan “nama saya________ dan The Great Wind Blows bagi setiap orang yang____” pilihlah sebuah akhir atau tujuan yang mungkin akan diterapkan kepada hampir setiap orang di kelas itu, seperti “mennyukai krim coklat”
  4. pada tahap ini, setiap orang yang menyukai es krim coklat berdiri dan berlari ke kursi lain yang kosong.
  5. suruhlah orang  baru di tengah-tengah tersebut mennyelesaikan kalimat tidak sempurna yang sama.

k. Setting Class Ground Rules (Menetapkan Aturan Kelas)

Adalah sebuah metode polling yang memungkinkan para peserta didik menerapkan aturan aturan perilaku mereka sendiri. Ketika para peserta didik merupakan bagian dari proses membangun tim ini, maka mereka lebih mungkin untuk mendukung norma-norma yang dibangun tersebut.

Prosedur

  1. dapatkan sejumlah kecil sukarelawan agar bertugas sebagai pewawancara.
  2. Selama kurun waktu 10 sampai 15 menit, suruhlah pewawancara mengelilingi seluruh kelas, dengan mengadakan kontak dengan sebanyak contoh/ sample orang yang sesuai dengan waktu yang diberikan.
  3. Pada ahir waktu yang tersedia, mintalah para pewawancara tersebut melaporkan penemuan-penemuan mereka
  4. Biasanya sangat tepat mendengaran ekspresi para peserta didik yang dikumpulkan untuk membuat sejumlah aturan-aturan dasar tingkah laku yang diinginkan oleh kelonpk itu.

2. Strategi Penilaian Secara Cepat.

a. Assessment Search (Penilaian Untuk Penilaian)

Hal ini merupakan suatu cara yang menarik untuk memberi tugas materi pelajaran andan secara cepat dan pada saat bersamaan, melibatkan peserta didik sejak awal untuk mengetahuai masing-masing siswa dan belajar kerja sama.

Prosedur

  1. bagi 3 atau 4 pertanyaan untuk memahami siswa kita. Seperti : pengetahuan mereka tehadap pelajaran, sikap mereka terhadap pelajaran, latar belakang mereka, dll.
  2. Bagilah kelompok yanhg terdiri ari 3 atau 4 sisea (sesuai  jumlah pertanyaan). Berilah setiap siswa satu dari masing-masing tugas pertanyaan. Mintalah siswa untuk mewawancarai peserta yang lain dalam kelompok itu dan rekam jawaban dari pertanyaan yang diberikan kepadanya.
  3. Panggil seluruh peserrta dalam sub kelompok yang telah diberikan pertanyaan yang sama.
  4. Mintalah masing-masing sub kelompok mengumpulkan data mereka dan meringkasnya. Kemudian mintalah masing-masing sub kelompok untuk melaporkan kepada seluruh kelas apa yang telah mereka pelajari tentang peserta lainnya.

b. Questions Students Have (Pertanyaan Siswa)

Merupkan cara yang mudah untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan siswa. Cara ini menggunakan sebuah teknik mendapatkan partisipasi melalui tulisan daripad percakapan.

Prosedur:

  1. Bagikan kartu kosong kepada siswa
  2. Mintalah setiap siswa menulis beberapa pertanyaan yang mereka miliki tentang mata pelajaran atau sifat pelajaran yang sedang dipelajari
  3. Putarlah kartu tersebut searah keliling jarum jam. Ketika setiap kartu diedarkan pada peserta berikutnya, peserta tersebut harus membacanya dan memberikan tanda cek di sana jika pertanyaan yang sama yang mereka ajukan
  4. Saat kartu kembali pada penulisnya, setiap peserta telah memeriksa semua pertanyaan yang diajukan oleh kelompok tersebut. Fase ini akan mengidentifikasi pertanyaan mana yang banyak dipertanyakan. Jawab masing-masing pertanyaan tersebut dengan : a. Jawaban langsung atau berikan jawaban yang berani. b. Menunda jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut sampai waktu yang tepat. c. Meluruskan pertanyaan yang tidak menunjukkan suatu pertanyaan
  5. Panggil beberapa peserta berbagi pertanyaan secara sukarela, sekalipun pertanyaan mereka tidak memperoleh suara terbanyak
  6. Kumpulkan semua kartu. Kartu tersebut mungkin berisi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dijawab pada pertemuan berikutnya.

c. Instant Assessment (Penilaian Secara Cepat)

Merupakan suatu kegembiraan, bukan strategi yang menakutkan untuk mengetahui pesrta didik anda. Anda dapat menggunakannya untuk menugaskan latar belakang peserta, sikap, harapan, dan perhatian secara cepat.

Prosedur

  1. buatlah kartu responden untuk masing-masing siswa. Kartu bisa berisi huruf A, B, dan C untuk pilihan ganda, B atau S untuk pertanyaan betul salah.
  2. Kembangkan sejumlah pertanyaan yang mana siswa dapat merespons salah satu dari kartu mereka.
  3. Baca pertanyaan pertama dan mintalah mereka menjawab dengan memegang kartu pilihan mereka.
  4. Mintalah respons peserta dengan cepat. Panggillah beberapa peserta untuk berbagi alasan untuk pilihan mereka.
  5. Lanjutkan dengan pertanyaan tersisa.

d. A Representatif Sample (Sampel Kelompok)

Terkadang sebuah kelas memiliki jumlah siswa yang banyak da sangatlah tidak mungkin memahami dengan cepat siapa saja didalamnya. Prosedur ini memungkinkan untuk anada unutk memilih contoh siswa yang tepat dari seluruh kelas dan mengetahui mereka dengan mewancarai mereka di depan umum.

Prosedur

  1. jelaskan bahwa anda ingin mengetahui setiap siswa di dalam kelas, tetapi tugas tersebut menghabiskan banyak waktu.
  2. Perhatikan bahwa satu cara tercepat melakukannya dengan menciptakan sedikit contoh peserta yang mewakili beberapa perbedaan di dalam kelas.
  3. Jelaskan beberapa cara dimana peserta dapat berbeda-beda. Mintalah anggota pertama contoh kelas yang tepat dengan sukarela. Ketika siswa tersebut mengangkat tangannya, sampaikan beberapa pertanyaan untuk mengetahui siswa tersebut dan mempelajari tentang harapannya, keahliannya, pengalaman, latar belakang,dll.
  4. Setelah mendengar respons dari sukarelawan (peserta) pertama, tanyai sukarelawan kedua yang berbeda dalam beberapa hal dari sukarelawan pertama.
  5. Lanjutkan memilih sukarelawan baru yang berbeda dengan sukarelawan sebelumnya   yang telah diwawancarai.

e. Class Concern (Perhatian Terhadap Aktivitas kelas)

Para peserta didik biasnya meegang beberapa kepedulian terhadap suatu pelajaran yang mereka hadiri untuk pertama kali, kususnya jika pelajaran itu bercirikan belajar aktif. Kegiatan ini memungkinkan kepedulian untuk diungkapkan dan didiskusikan secara terbuka, namun dengan cara yang aman.

Prosedur

  1. jelaskan kepada siswa bahwa mereka mungkin memiliki kepedulian terhadap pelajaran.
  2. Cantumkan bagian persoalan pada sebuah papan atau flip chart. Dapatkan yang lain dari para anggota kelas.
  3. Tentukan prosedur pilihan yang memungkinkan kelas itu memilih 3 besar atau 4 masalah penting.
  4. Bentuklah kelas ke dalam 3 atau 4 sub kelompok. Ajaklah masing-masing kelompok untuk menguraikan tentang salah satu dari masalah tersebut. Mintalah mereka menjadikan persoalan tersebut secara spesifik.
  5. Mintalah setiap kelompok merangkum hasil diskusi  untuk semua kelas. Dapatkan reaksi-reaksinya.

Sumber Referensi:

Silberman, Mel. 2009. Active learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Pustaka Insan Madani: Yogyakarta

Comments on: "Active learning strategy" (1)

  1. Mnta kelebihan dan kelemahan instant assessment

Tinggalkan Balasan ke Bagas Batalkan balasan